Kamis, 09 September 2010

MERINDUKAN KEHADIRAN TOKOH KELAS DUNIA


Views : 5143

Kini,setelah 100 tahun Kebangkitan Nasional, Indonesia merindukan kehadiran sosok-sosok yang diakui dunia. Sosok yang mampu menunjukkan bahwa bangsa ini punya martabat. Mereka pernah mengukir sejarah dunia. Mereka disegani kawan maupun lawan.Kini,lahirnya tokoh sekelas mereka ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Tokoh-tokoh sekaliber Mahatma Gandhi,Martin Luther King Jr,Sir Winston Churchill,Henry Ford,Bunda Theresa,Joseph Broz Tito, punya pengaruh besar dalam perubahan tatanan sosial politik di dunia.Mereka mengukir sejarah di eranya masing-masing.

Setidaknya, ada dua hal yang ditunjukkan para tokoh dunia tersebut, visi besar yang jelas serta konstituen yang tulus dan antusias. Karena itu,mereka dikenal dunia sebagai agen perubahan,yakni menjadi inovator sekaligus kreator. Sejarah Indonesia mencatat nama-nama yang harum di mata dunia, dihormati oleh kawan maupun lawan.Ada nama Soekarno,Mohammad Hatta dan Tan Malaka. Soekarno, “Sang Orator Ulung” misalnya,selain sebagai seorang proklamator dan Presiden Republik Indonesia (RI) pertama,Putra Sang Fajar (julukan Soekarno) dikenal dunia karena perannya sebagai salah satu pendiri gerakan Nonblok. Bersama Joseph Broz Tito (Yugoslavia),Jawaharlal Nehru (India),dan Gamal Abdul Nasser (Mesir),Soekarno berhasil merangkul banyak negara untuk tidak memihak kepada salah satu blok di era perang dingin antara Barat (Amerika Serikat) dan Timur (Uni Soviet). Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela ketika menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika di Bandung pada 2005 lalu mengungkapkan,seluruh kepala negara Asia-Afrika datang dalam konferensi pada 1955 karena nama besar Soekarno. Setiap pemimpin negara Asia-Afrika datang ke Bandung karena Soekarno,”ungkapnya.

Sebagai bentuk penghargaan atas kuatnya pengaruh para pendiri Gerakan Nonblok, di salah satu ruangan museum di Caen,Prancis, terpampang cerita tentang tokoh-tokoh Gerakan Nonblok. Khusus untuk Soekarno, terdapat tiga majalah ternama dunia yang memuat cover storySoekarno,buku “Sukarno”karya Cindy Adams,serta satu set koleksi prangko,dan satu uang kertas bergambar Soekarno. Syeikh Mahmud Syaltut– dikenal dengan Syeikh Azhar (pimpinan tertinggi Al-Azhar) Kairo,Mesir,era 1958 menyebut Soekarno sebagai pemimpin besar gerakan kemerdekaan negeri-negeri Islam. Bahkan,DemokrasiTerpimpin yang diusung Soekarno disebut Syeikh Mahmud sebagai salah satu gambaran dari permusyawaratan yang dalam Alquran sebagai dasar bagi kaum beriman. Mantan Presiden Rusia Vladimir Putin menjuluki Soekarno sebagai Tokoh Ulung Abad 20. “Beliau masuk dalam sejarah sebagai arsitek Konferensi Bandung yang bersejarah yang memberikan sumbangan sangat besar dalam menetapkan prinsip koeksistensi damai dalam hubungan antarnegara,” tulisnya.

Dalam Konferensi Ilmiah di Institut Ketimuran Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia pada peringatan HUT ke-100 lahirnya Soekarno, ahli mengenai Indonesia dari Universitas Negeri Moskow Vladilen Tsyganov mengatakan Soekarno sebagai sosok penjamin kesatuan Indonesia. “Dia adalah penyambung lidah rakyat,seorang romantis,dan pencinta setia ideologi kesatuan Indonesia, yang selalu diingat rakyat dunia sebagai orang besar,” ungkapnya. Kebesaran dan patriotisme Soekarno yang disegani dunia ironisnya harus berakhir karena paham sosialiskomunisnya yang ditentang sebagian besar rakyat Indonesia, termasuk wakilnya sendiri,Bung Hatta.Tragisnya, Pemimpin Besar Revolusi itu mengembuskan napas terakhirnya pada 21 Juni 1970 di tengah “pengasingan” yang dilakukan bangsanya sendiri.

Negarawan Sederhana

Satu nama yang tidak bisa dipisahkan dari ketokohan Soekarno adalah Bung Hatta.Wakil presiden pertama RI ini sangat dikenal sebagai diplomat sejati. Pria kelahiran Bukittinggi,Sumatera Barat,12 Agustus 1902,telah tertarik dengan dunia pergerakan sejak duduk di MULO (setingkat SMP).Karier politiknya diawali ketika berusia 15 tahun saat menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond cabang Padang.Kebiasaan pengagum tokoh politik Abdul Moeis ini menghadiri ceramah-ceramah politik semakin memperkaya kesadaran politiknya. Pada 1927,Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda. Di sinilah Hatta bersahabat dengan nasionalis India,Jawaharlal Nehru.Aktivitasnya dalam organisasi ini menyebabkan dia ditangkap Pemerintah Belanda. Hatta dibebaskan setelah melakukan pidato pembelaannya yang terkenal, Indonesia Free.

Sekembalinya ke Tanah Air pada 1932,Hatta bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan- pelatihan. Dia kembali ditangkap bersama Soetan Sjahrir,ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia dan diasingkan ke Boven Digoel (Papua) lalu ke Banda selama 6 tahun. Kepiawaiannya berdiplomasi membuat Hatta dikenal di kancah internasional.Hal ini dibuktikannya pada 1926 dengan tujuan memperkenalkan nama “Indonesia”. Untuk itu,Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Internasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis.Tanpa banyak oposisi,“Indonesia”secara resmi diakui kongres. Nama “Indonesia”untuk menyebut wilayah Hindia Belanda saat itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasiorganisasi internasional. Karier politiknya mencapai kulminasi pada 1945 ketika diangkat secara aklamasi menjadi wakil presiden pertama RI.Bersama Bung Karno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hatta juga dikenal sebagai sosok sederhana.

Meski menjabat wakil presiden, hingga akhir hayatnya Hatta tak pernah mampu membeli sepatu merek Ballyyang menjadi idamannya.Padahal, Hatta berusaha menabung untuk mendapatkannya. Namun,tabungannya tak pernah cukup karena selalu terpakai untuk kebutuhan rumah tangga.Kisah ini terjadi pada era 1950-an. Padahal dengan posisinya, Hatta bisa dengan mudah mendapatkan sepatu bermutu tinggi dan mahal itu.Di situlah letak keteladanan yang diajarkan Bapak Koperasi ini.Dia tidak pernah mau menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam urusan rahasia negara.Hatta juga dikenal sebagai sosok yang loyal.Ketika pemerintahan Soekarno menerapkan kebijakan sanering (pemotongan nilai uang) dari Rp100 menjadi Rp1, Hatta tidak membocorkan hal itu, sekalipun kepada keluarganya sendiri. Hatta berprinsip,rahasia negara tidak boleh diberitahukan kepada siapa pun.

Sang Patjar Merah Tokoh Indonesia lainnya yang juga pernah mengukir sejarah dunia adalah Tan Malaka. Bukan cuma disegani, pria kelahiran 2 Juni 1897 di Sumatera Barat ini pernah membuat gentar sejumlah negara di dunia. Tokoh yang dijuluki Sang Patjar Merah Indonesia itu pernah dilarang mengunjungi sejumlah negara di kawasan Asia maupun Eropa karena sepak terjangnya yang antipenjajah. Bahkan,tokoh-tokoh besar dunia lainnya seperti Vladimir Lenin,Josef Stalin, Lev Davidovich Trotski, Chiang Kai-sek,Hingga Mao Tse Tung menganggap pria bernama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka sebagai orang paling berbahaya dan terlarang.

Pemerintah Belanda pada masa penjajahan sangat takut dengan Tan Malaka yang dikenal militan,radikal, dan revolusioner.Terlebih, dia banyak melahirkan pemikiran-pemikiran orisinal,berbobot,dan brilian hingga berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Karena itu,wajar jika dia mendapat julukan tokoh revolusioner legendaris. Madilog(materialisme,dialektika, logika),merupakan karya besarnya tentang cara berpikir ilmiah,bukan berpikir secara kajian atau hafalan,bukan dogmatis, dan bukan doktriner. Aksi kritiknya bukan hanya dilontarkan kepada Pemerintah Hindia Belanda ketika masa penjajahan.Pria yang menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia ini juga kerap mengkritik kepemimpinan Soekarno pascakemerdekaan.Tan Malaka juga guru imajiner bagi Ho Chi Minh (bapak bangsa Vietnam),Aung San (ayah Aung San Syu Ki),dan Joseph Broz Tito. Sepak terjang Tan Malaka di dunia internasional terbilang luar biasa.Di kancah gerakan komunis internasional, dia disebut-sebut mampu menginspirasi sejumlah negara di Asia untuk memerdekakan diri. Tidak salah jika dia dipercaya menjadi wakil khusus yang bertugas menjelaskan strategi dan taktik komintern ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Jabatan yang bahkan oleh Bapak Revolusi China, Mao Tse Tung,tak pernah didapatkan. Kiprahnya dalam perjuangan memerdekakan Indonesia pun tidak kalah hebat.

Dalam sebuah tulisan Mohammad Yamin disebutkan, sepak terjangnya mengantarkan kemerdekaan Indonesia seperti saat Jefferson- Washington merancang kemerdekaan Amerika Serikat, sebelum kemerdekaannya tercapai. “Atau seperti Rizal- Bonaficio meramalkan Republik Filipina sebelum revolusi,”tulisYamin. Dia pula yang pertama kali mencetuskan kata “Republik Indonesia”dan mengucapkan kata “Indonesia Merdeka 100%”,tanpa kompromi.Tak heran jika Soekarno pernah menempatkannya sebagai suksesor pengemban amanat revolusi.”Bila saya dan Hatta terhalang memimpin revolusi, saudara Tan Malaka melanjutkannya.” ungkap Soekarno pada September 1945. Jiwa revolusioner pula yang mengantarkannya kepada akhir napasnya. Kematiannya semula penuh misteri,tetapi belakangan berdasarkan buku yang dirilis Direktur KITLV Press–Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara–Harry Poeze,disebutkan bahwa Tan Malaka mengembuskan napasnya di ujung senapan Tentara Republik Indonesia. Kini,setelah 100 tahun Kebangkitan Nasional, Indonesia merindukan kehadiran sosok-sosok yang diakui dunia.Sosok yang mampu menunjukkan bahwa bangsa ini punya martabat.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar