Kamis, 09 September 2010

MERINDUKAN KEHADIRAN TOKOH KELAS DUNIA


Views : 5143

Kini,setelah 100 tahun Kebangkitan Nasional, Indonesia merindukan kehadiran sosok-sosok yang diakui dunia. Sosok yang mampu menunjukkan bahwa bangsa ini punya martabat. Mereka pernah mengukir sejarah dunia. Mereka disegani kawan maupun lawan.Kini,lahirnya tokoh sekelas mereka ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Tokoh-tokoh sekaliber Mahatma Gandhi,Martin Luther King Jr,Sir Winston Churchill,Henry Ford,Bunda Theresa,Joseph Broz Tito, punya pengaruh besar dalam perubahan tatanan sosial politik di dunia.Mereka mengukir sejarah di eranya masing-masing.

Setidaknya, ada dua hal yang ditunjukkan para tokoh dunia tersebut, visi besar yang jelas serta konstituen yang tulus dan antusias. Karena itu,mereka dikenal dunia sebagai agen perubahan,yakni menjadi inovator sekaligus kreator. Sejarah Indonesia mencatat nama-nama yang harum di mata dunia, dihormati oleh kawan maupun lawan.Ada nama Soekarno,Mohammad Hatta dan Tan Malaka. Soekarno, “Sang Orator Ulung” misalnya,selain sebagai seorang proklamator dan Presiden Republik Indonesia (RI) pertama,Putra Sang Fajar (julukan Soekarno) dikenal dunia karena perannya sebagai salah satu pendiri gerakan Nonblok. Bersama Joseph Broz Tito (Yugoslavia),Jawaharlal Nehru (India),dan Gamal Abdul Nasser (Mesir),Soekarno berhasil merangkul banyak negara untuk tidak memihak kepada salah satu blok di era perang dingin antara Barat (Amerika Serikat) dan Timur (Uni Soviet). Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela ketika menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika di Bandung pada 2005 lalu mengungkapkan,seluruh kepala negara Asia-Afrika datang dalam konferensi pada 1955 karena nama besar Soekarno. Setiap pemimpin negara Asia-Afrika datang ke Bandung karena Soekarno,”ungkapnya.

Sebagai bentuk penghargaan atas kuatnya pengaruh para pendiri Gerakan Nonblok, di salah satu ruangan museum di Caen,Prancis, terpampang cerita tentang tokoh-tokoh Gerakan Nonblok. Khusus untuk Soekarno, terdapat tiga majalah ternama dunia yang memuat cover storySoekarno,buku “Sukarno”karya Cindy Adams,serta satu set koleksi prangko,dan satu uang kertas bergambar Soekarno. Syeikh Mahmud Syaltut– dikenal dengan Syeikh Azhar (pimpinan tertinggi Al-Azhar) Kairo,Mesir,era 1958 menyebut Soekarno sebagai pemimpin besar gerakan kemerdekaan negeri-negeri Islam. Bahkan,DemokrasiTerpimpin yang diusung Soekarno disebut Syeikh Mahmud sebagai salah satu gambaran dari permusyawaratan yang dalam Alquran sebagai dasar bagi kaum beriman. Mantan Presiden Rusia Vladimir Putin menjuluki Soekarno sebagai Tokoh Ulung Abad 20. “Beliau masuk dalam sejarah sebagai arsitek Konferensi Bandung yang bersejarah yang memberikan sumbangan sangat besar dalam menetapkan prinsip koeksistensi damai dalam hubungan antarnegara,” tulisnya.

Dalam Konferensi Ilmiah di Institut Ketimuran Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia pada peringatan HUT ke-100 lahirnya Soekarno, ahli mengenai Indonesia dari Universitas Negeri Moskow Vladilen Tsyganov mengatakan Soekarno sebagai sosok penjamin kesatuan Indonesia. “Dia adalah penyambung lidah rakyat,seorang romantis,dan pencinta setia ideologi kesatuan Indonesia, yang selalu diingat rakyat dunia sebagai orang besar,” ungkapnya. Kebesaran dan patriotisme Soekarno yang disegani dunia ironisnya harus berakhir karena paham sosialiskomunisnya yang ditentang sebagian besar rakyat Indonesia, termasuk wakilnya sendiri,Bung Hatta.Tragisnya, Pemimpin Besar Revolusi itu mengembuskan napas terakhirnya pada 21 Juni 1970 di tengah “pengasingan” yang dilakukan bangsanya sendiri.

Negarawan Sederhana

Satu nama yang tidak bisa dipisahkan dari ketokohan Soekarno adalah Bung Hatta.Wakil presiden pertama RI ini sangat dikenal sebagai diplomat sejati. Pria kelahiran Bukittinggi,Sumatera Barat,12 Agustus 1902,telah tertarik dengan dunia pergerakan sejak duduk di MULO (setingkat SMP).Karier politiknya diawali ketika berusia 15 tahun saat menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond cabang Padang.Kebiasaan pengagum tokoh politik Abdul Moeis ini menghadiri ceramah-ceramah politik semakin memperkaya kesadaran politiknya. Pada 1927,Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda. Di sinilah Hatta bersahabat dengan nasionalis India,Jawaharlal Nehru.Aktivitasnya dalam organisasi ini menyebabkan dia ditangkap Pemerintah Belanda. Hatta dibebaskan setelah melakukan pidato pembelaannya yang terkenal, Indonesia Free.

Sekembalinya ke Tanah Air pada 1932,Hatta bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan- pelatihan. Dia kembali ditangkap bersama Soetan Sjahrir,ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia dan diasingkan ke Boven Digoel (Papua) lalu ke Banda selama 6 tahun. Kepiawaiannya berdiplomasi membuat Hatta dikenal di kancah internasional.Hal ini dibuktikannya pada 1926 dengan tujuan memperkenalkan nama “Indonesia”. Untuk itu,Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Internasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis.Tanpa banyak oposisi,“Indonesia”secara resmi diakui kongres. Nama “Indonesia”untuk menyebut wilayah Hindia Belanda saat itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasiorganisasi internasional. Karier politiknya mencapai kulminasi pada 1945 ketika diangkat secara aklamasi menjadi wakil presiden pertama RI.Bersama Bung Karno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hatta juga dikenal sebagai sosok sederhana.

Meski menjabat wakil presiden, hingga akhir hayatnya Hatta tak pernah mampu membeli sepatu merek Ballyyang menjadi idamannya.Padahal, Hatta berusaha menabung untuk mendapatkannya. Namun,tabungannya tak pernah cukup karena selalu terpakai untuk kebutuhan rumah tangga.Kisah ini terjadi pada era 1950-an. Padahal dengan posisinya, Hatta bisa dengan mudah mendapatkan sepatu bermutu tinggi dan mahal itu.Di situlah letak keteladanan yang diajarkan Bapak Koperasi ini.Dia tidak pernah mau menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam urusan rahasia negara.Hatta juga dikenal sebagai sosok yang loyal.Ketika pemerintahan Soekarno menerapkan kebijakan sanering (pemotongan nilai uang) dari Rp100 menjadi Rp1, Hatta tidak membocorkan hal itu, sekalipun kepada keluarganya sendiri. Hatta berprinsip,rahasia negara tidak boleh diberitahukan kepada siapa pun.

Sang Patjar Merah Tokoh Indonesia lainnya yang juga pernah mengukir sejarah dunia adalah Tan Malaka. Bukan cuma disegani, pria kelahiran 2 Juni 1897 di Sumatera Barat ini pernah membuat gentar sejumlah negara di dunia. Tokoh yang dijuluki Sang Patjar Merah Indonesia itu pernah dilarang mengunjungi sejumlah negara di kawasan Asia maupun Eropa karena sepak terjangnya yang antipenjajah. Bahkan,tokoh-tokoh besar dunia lainnya seperti Vladimir Lenin,Josef Stalin, Lev Davidovich Trotski, Chiang Kai-sek,Hingga Mao Tse Tung menganggap pria bernama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka sebagai orang paling berbahaya dan terlarang.

Pemerintah Belanda pada masa penjajahan sangat takut dengan Tan Malaka yang dikenal militan,radikal, dan revolusioner.Terlebih, dia banyak melahirkan pemikiran-pemikiran orisinal,berbobot,dan brilian hingga berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Karena itu,wajar jika dia mendapat julukan tokoh revolusioner legendaris. Madilog(materialisme,dialektika, logika),merupakan karya besarnya tentang cara berpikir ilmiah,bukan berpikir secara kajian atau hafalan,bukan dogmatis, dan bukan doktriner. Aksi kritiknya bukan hanya dilontarkan kepada Pemerintah Hindia Belanda ketika masa penjajahan.Pria yang menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia ini juga kerap mengkritik kepemimpinan Soekarno pascakemerdekaan.Tan Malaka juga guru imajiner bagi Ho Chi Minh (bapak bangsa Vietnam),Aung San (ayah Aung San Syu Ki),dan Joseph Broz Tito. Sepak terjang Tan Malaka di dunia internasional terbilang luar biasa.Di kancah gerakan komunis internasional, dia disebut-sebut mampu menginspirasi sejumlah negara di Asia untuk memerdekakan diri. Tidak salah jika dia dipercaya menjadi wakil khusus yang bertugas menjelaskan strategi dan taktik komintern ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Jabatan yang bahkan oleh Bapak Revolusi China, Mao Tse Tung,tak pernah didapatkan. Kiprahnya dalam perjuangan memerdekakan Indonesia pun tidak kalah hebat.

Dalam sebuah tulisan Mohammad Yamin disebutkan, sepak terjangnya mengantarkan kemerdekaan Indonesia seperti saat Jefferson- Washington merancang kemerdekaan Amerika Serikat, sebelum kemerdekaannya tercapai. “Atau seperti Rizal- Bonaficio meramalkan Republik Filipina sebelum revolusi,”tulisYamin. Dia pula yang pertama kali mencetuskan kata “Republik Indonesia”dan mengucapkan kata “Indonesia Merdeka 100%”,tanpa kompromi.Tak heran jika Soekarno pernah menempatkannya sebagai suksesor pengemban amanat revolusi.”Bila saya dan Hatta terhalang memimpin revolusi, saudara Tan Malaka melanjutkannya.” ungkap Soekarno pada September 1945. Jiwa revolusioner pula yang mengantarkannya kepada akhir napasnya. Kematiannya semula penuh misteri,tetapi belakangan berdasarkan buku yang dirilis Direktur KITLV Press–Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara–Harry Poeze,disebutkan bahwa Tan Malaka mengembuskan napasnya di ujung senapan Tentara Republik Indonesia. Kini,setelah 100 tahun Kebangkitan Nasional, Indonesia merindukan kehadiran sosok-sosok yang diakui dunia.Sosok yang mampu menunjukkan bahwa bangsa ini punya martabat.(*)

Senin, 12 Juli 2010

I'ts WE



MIMPI KITA

AWALNYA KITA BERTEMU....
KAU DATANG DIA DATANG....
KITA BERSATU...

BANYAK MIMPI YANG KITA UKIR...
SEGALANYA SELALU TERINDAH....

HY KAWAN...
HY KAWAN...

JANGAN KAU JAUH...
JANGAN KAU PERGI...

TANPAMU MIMPI KITA TAKKAN....
PERNAH TERWUJUD....

BAYANGKAN KISA KENANGAN...
CERITAKAN CITA HARAPAN..
KITA BERSATU....


PEREMPUANKU

Ketika saatnya kn tiba...
aku berkutat dengan pemandangan selepas hujan
yang menceritakan waktu kita...
daripada anugerah yang datang bersamaan....
dengan pencerahan sinar..

Siapa yang tidak merasa kehilangan...

Timbulah bekas tapak-tapak jejakmu
sementara angin basah berhembus....
menyegarkan urat-urat nadi
dan kubiarkan kesadaran membawamu....
mengambil alih halusinasi.....

Begitu air laut menyentuh kaki
nyawa-nyawa langsung tertata rapi
berada di kepemilikan yang syah
dalam kisah.....
yang berputar seperti dunia
pelangi yang berseri dan berwarna seperti Perempuanku.....

Sabtu, 05 Juni 2010

EKONOMI PEMBANGUNAN


KONSEP ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

EKONOMI PEMBANGUNAN

Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.


PEMBANGUNAN EKONOMI

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya a t a u
Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang
Analisis Ekonomi Pembangunan = Permasalahan Negara Sedang Berkembang

PERHATIAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI

Sebelum PD II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena faktor-faktor sbb :

1. Masih banyak negara sebagai negara jajahan
2. Kurang adanya usaha dari tokoh masyarakat untuk membahas pembangunan ekonomi. Lebih mementingkan usaha untuk meraih kemerdekaan dari penjajah.
3. Para pakar ekonomi lebih banyak menganalisis kegagalan ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran (depresi berat)


Pasca PD II (Th. 1942), banyak negara memperoleh kemerdekaan (al : India, Pakistan, Phillipina, Korea & Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh :

1. Negara jajahan yang memperoleh kemerdekaan
2. Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di bidang ekonomi.
Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat
3. pembangunan ekonomi.


PENGGOLONGAN NEGARA-NEGARA DUNIA

I. Berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakat :

a. Negara Dunia Ke-I (First World)
(Negara Maju / Developed Country)

Eropa Barat (Inggris, Perancis, Belanda, Portugis, Jerman Barat)
Amerika Utara (USA, Kanada)
Australia, New Zeland, Jepang, Korea, China


b. Negara Dunia Ke-II (Second World)
(Negara Maju / Developed Country)
- Eropa Timur (Rusia, Polandia, Jerman Timur, Cekoslowakia)

c. Negara Dunia Ke-III (Third World)
(Negara Sedang Berkembang / Negara Selatan)
- Sebagian besar Asia (kecuali Jepang, Korea dan China),
- Negara-negara Afrika
- Negara-negara Amerika Latin (Amerika Tengah dan Selatan).


PENGGOLONGAN NEGARA-NEGARA DUNIA

II. Berdasarkan pada Tingkat Pendapatan
Perkapita :

a.Negara Maju (Developed Country) > U$ 2.000
b.Negara Semi Maju (Semi Developing Country) > U$ 400
c.Negara Miskin (Under Developing Country) < U$ 400
Sumber : World Bank, 1999.


Tujuan Analisis Ekonomi Pembangunan :

1. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan.
2. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan pembangunan.
3. Mengemukakan cara-cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi sehingga mempercepat jalannya pembangunan.

Bidang-bidang penting yang dianalisis dalam Ekonomi Pembangunan :

1. Masalah pembentukan modal (investasi)
2. Masalah perdagangan luar negeri (Ekspor & Impor)
3. Masalah pengerahan tabungan (Saving)
4. Masalah bantuan luar negeri
5. Masalah dalam sektor pertanian atau industri
6. Masalah pendidikan dan peranannya dalam menciptakan pembangunan


PEMBANGUNAN EKONOMI & PERTUMBUHAN EKONOMI

PEMBANGUNAN EKONOMI ;

1. PENINGKATAN PENDAPATAN PERKAPITA MASYARAKAT PERTAMBAHAN GDP > TINGKAT PERTAMBAHAN PENDUDUK
2. PENINGKATAN GDP DIBARENGI DENGAN PEROMBAKAN STRUKTUR EKONOMI TRADISIONAL KE MODERNISASI
3. PEMBANGUNAN EKONOMI UNTUK MENYATAKAN PERKEMBANGAN EKONOMI PADA NYSB.


PERTUMBUHAN EKONOMI ;

1. KENAIKAN GDP TANPA MEMANDANG TINGKAT PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI EKONOMI.
2. PERTUMBUHAN EKONOMI UTK MENYATAKAN PERKEMBANGAN EKONOMI NEGARA MAJU.


SEBAB-SEBAB PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI :


1. KEINGINAN NEGARA UNTUK MENGEJAR KETINGGALAN
2. PERTUMBUHAN PENDUDUK
3. ADANYA KEHARUSAN NEGARA MAJU UNTUK MEMBANTU NYSB
4. ADANYA PERIKEMANUSIAAN THD NYSB


METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


1. METODE PRODUKSI (Production Methode)
2. METODE PENDAPATAN (Income Methode)
3. METODE PENGELUARAN (Expenditure Methode)


11 SEKTOR PRODUKTIF PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL :

1. PERTANIAN
2. INDUSTRI PENGOLAHAN
3. PERTAMBANGAN DAN GALIAN
4. LISTRIK
5. AIR DAN GAS
6. BANGUNAN
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
8. PERDAGANGAN
9. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
10. SEWA RUMAH
11. PERTAHANAN
12. JASA LAINNYA


CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1. PENDAPATAN NASIONAL HARGA BERLAKU
(NOMINAL) (CURRENT PRICE)

2. PENDAPATAN NASIONAL HARGA TETAP (RIIL)
(CONSTANT PRICE)


PENDAPATAN PERKAPITA PERTAHUN PERLU DIKETAHUI UNTUK :

1. MEMBANDINGKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DARI MASA KE MASA

2. MEMBANDINGKAN LAJU PERKEMBANGAN
EKONOMI ANTAR BERBAGAI NEGARA

3. MELIHAT BERHASIL TIDAKNYA PEMBANGUNAN
EKONOMI SUATU NEGARA.


TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA TIDAK SEPENUHNYA MENCERMINKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN TINGKAT PEMBANGUNAN SUATU NEGARA, KARENA :

1. KELEMAHAN-KELEMAHAN YG BERSUMBER DARI KETIDAKSEMPURNAAN DALAM MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL DAN PENDAPATAN PERKAPITA.
2. KELEMAHAN-KELEMAHAN YG BERSUMBER DARI KENYATAAN BAHWA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BUKAN SAJA DITENTUKAN OLEH TINGKAT PENDAPATAN MEREKA TETAPI JUGA OLEH ADANYA FAKTOR-FAKTOR LAIN.


KELEMAHAN 1

1. Kelemahan metodologis & statistis dalam menghitung pendapatan perkapita dgn nilai mata uang sendiri maupun mata uang asing
2. Terjadi penafsiran yang salah / terlalu rendah thd negara miskin karena jenis-jenis kegiatan di negara miskin terdiri dari unit-unit kecil dan tersebar di berbagai pelosok shg tidak dimasukkan dalam variabel perhitungan pendapatan nasional
3. Nilai tukar resmi mata uang suatu negara dengan valuta asing tidak mencerminkan perbandingan harga kedua negara, walaupun dalam teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga


KELEMAHAN 2


FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MENENTUKAN PENDAPATAN DARI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SUATU NEGARA :
1. FAKTOR EKONOMI :

* STRUKTUR UMUR PENDUDUK
* DISTRIBUSI PENDAPATAN TIDAK MERATA, SEBAGIAN TIDAK MENIKMATI HASIL PEMBANGUNAN.
* CORAK PENGELUARAN MASYARAKAT BERBEDA
* MASA LAPANG / WAKTU SENGGANG TINGGI
* PEMBANGUNAN EKONOMI TDK HANYA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT TETAPI JUGA HARUS MENGURANGI JUMLAH PENGANGGURAN.


FAKTOR NON EKONOMI :

- PENGARUH ADAT ISTIADAT
- KEADAAN IKLIM DAN ALAM SEKITAR
- KETIDAKBEBASAN BERTINDAK DAN MENGELUARKAN PENDAPAT DAN BERTINDAK


INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER & NON MONETER

INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER


1. PENDAPATAN PERKAPITA
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare) Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara :
a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan


INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER

1. Indikator Sosial
Oleh Backerman ; dibedakan 3 kelompok :

* Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masy. di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
* Penyesuaian pendapatan masy. dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
* Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yg tdk bersifat moneter (non monetary indicators). Indikator non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).


Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)

Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor :

1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.


Sejak thn 1990 UNDP mengembangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Human Development Index = HDI) :

(1). Tingkat harapan hidup
(2). Tingkat melek huruf masyarakat dan
(3). Tingkat pendapatan riil perkapita masyarakat
berdasarkan daya beli masing-masing negara.

Besarnya indeks 0 s/d 1. Semakin mendekati 1 berarti indeks pembangunan manusianya tinggi demikian sebaliknya.


Indikator Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.


1. Kesehatan
rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan
2. Perumahan
sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah
3. Angkatan Kerja
partisipasi tenaga kerja, jml jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan
4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi
Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi

5. Ekonomi
Tingkat konsumsi perkapita

6. Kriminalitas
Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.

7. Perjalanan wisata
Frekuensi perjalanan wisata pertahun

8. Akses di media massa
Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi

Senin, 05 April 2010

Cengkraman Kapitalisme Global di Indonesia


I. PENDAHULUAN

Saat ini kita tengah berada di abad kapitalisme. Di seantero jagad dunia ini tidak ada yang terbebas dari cengkeramannya, termasuk Indonesia tentunya. Sesungguhnya setiap manusia yang tinggal di atas muka bumi ini sudah bisa melihat, memahami dan merasakan bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh “ulah” kapitalisme global ini. Tidak perlu dengan kuliah di fakultas ekonomi yang tinggi, mereka yang tidak “melek” huruf-pun akan langsung bisa menjawab ketika ditanya tentang wajah ekonomi yang berlangsung saat ini, walaupun tidak bisa memberikan istilah yang tepat untuknya. Semua orang langsung dapat “mendeteksi”, bahwa ada ketidakberesan dari tata ekonomi yang berlangsung saat ini. Sangat nampak, bahwa wajah ekonomi saat ini terus berjalan menuju kepada dua kutub yang sangat berlawanan. Satu kutub telah membawa mereka yang kaya menjadi semakin kaya, sedangkan kutub yang lain terus menyeret mereka yang miskin menjadi semakin miskin dengan jumlah yang terus membengkak.

Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis ingin memberikan dua hal penting yang harus dilakukan untuk bisa menghadapi semua fenomena ini. Pertama, kita harus dapat menunjukkan apa sesungguhnya yang menjadi akar permasalahan, sehingga keadaan ekonomi dapat menjadi seperti ini. Apakah benar, bahwa semua tragedi ekonomi ini memang bersumber dari “ajaran” ekonomi kapitalisme? Kedua, jika memang benar, maka kita harus memiliki strategi khusus untuk dapat membendung kapitalisme global tersebut, sekaligus dapat menghadirkan ekonomi alternatif yang dapat menjadi penggantinya.

II. MENCARI AKAR PERMASALAHAN

Untuk menunjukkan keterkaitan ajaran kapitalisme dengan tragedi ekonomi yang saat ini berkembang, analisis yang pernah diajukan Karl Marx sesungguhnya sudah cukup ampuh untuk dapat memahami fenomena tersebut. Ada dua teori penting dari Karl Marx yang perlu kita fahami bersama (Deliarnov, 1997 & Koesters, 1987):

1. Surplus labor and value theory

Dalam membangun teorinya, Marx berangkat dari pandangan nilai (value) terhadap barang dan jasa menurut Adam Smith dan David Ricardo. Nilai suatu barang itu diukur dari seberapa banyak tenaga yang telah dikorbankan oleh pekerja untuk memproduksi barang tersebut. Selanjutnya Marx melihat bahwa dengan adanya perubahan pola produksi dari sistem yang primitif kepada sistem yang modern, maka akan muncul ketidakadilan dalam ekonomi.

Pola produksi yang primitif:

1. Kepemilikan bersifat individual.

2. Produksi bersifat individual.

3. Penjualan bersifat individual.

4. Pembagian keuntungan bersifat individual.

Pola produksi yang modern:

1. Kepemilikan bersifat individual.

2. Produksi bersifat kolektif.

3. Penjualan bersifat kolektif.

4. Pembagian keuntungan bersifat individual.

Dalam pola produksi modern, yang bekerja adalah buruh-buruh perusahaan. Majikan sebagai pemilik perusahaan, kenyataannya tidak pernah terlibat dalam proses produksi. Akan tetapi, majikanlah yang menikmati seluruh keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sementara itu tenaga para buruh hanya dianggap sebagai bagian dari komponen biaya produksi. Sesuai dengan teori ekonomi kapitalisme, untuk memperoleh keuntungan yang maksimum, maka salah satu metodenya adalah dengan menekan biaya produksi seminimum mungkin. Jika nilai barang itu diukur dari besarnya tenaga yang telah dikorbankan, maka sesungguhnya telah terjadi surplus nilai tenaga buruh yang telah diambil oleh majikannya. Dengan demikian, ekonomi kapitalisme adalah ekonomi yang sangat dzalim terhadap kaum buruh dan menjadi surga bagi para kapitalis.

2. The law of capital accumulations

Menurut Marx, dalam persaingan yang bebas, perusahaan yang besar akan senantiasa “memakan” perusahaan yang kecil. Oleh karena itu, jumlah majikan akan semakin berkurang, sebaliknya jumlah kaum buruh akan semakin banyak. Demikian juga, jumlah perusahaan yang besar juga akan semakin sedikit, namun akumulasi kapitalnya akan semakin besar. Jika jumlah buruh semakin banyak, maka akan berlaku hukum upah besi (the iron wages law). Dengan demikian, nasib kaum buruh akan semakin tertindas sedangkan para kapitalis akan semakin ganas dan serakah.

Analisis yang dikemukakan oleh Marx memang masih terlalu sederhana untuk ukuran perkembangan ekonomi kapitalisme saat ini. Sebab, perkembangan kapitalisme global di abad mutakhir ini sudah semakin canggih dan kompleks. Keserakahan kaum kapitalis tidak hanya sampai pada pemerasan kaum buruh dan pencaplokan pengusaha kelas teri, namun keserakahan mereka sudah menerobos dan menjarah di banyak sektor yang lain, bahkan dengan dukungan berbagai fasilitas dan lembaga yang mereka ciptakan sendiri. Berbagai sektor maupun lembaga yang mereka ciptakan tersebut diantaranya adalah (Triono, 2007):

1. Sektor keuangan

Kaum kapitalis tidak hanya ingin membesar, tetapi mereka juga ingin membesar dengan cepat. Caranya ialah dengan menciptakan lembaga perbankan. Fungsi utamanya adalah untuk mengeruk dana masyarakat dengan cepat, sehingga dapat segera mereka manfaatkan untuk menambah modal perusahaannya agar bisa menjadi cepat besar.

Ternyata keberadaan lembaga perbankan ini masih dianggap belum cukup, mereka terus mengembangkan kreatifitasnya. Akhirnya ditemukanlah ide untuk menciptakan sebuah pasar yang unik, yang selanjutnya mereka namakan sebagai pasar saham. Dengan adanya pasar ini, mereka dapat dengan mudah untuk melempar kertas-kertas sahamnya agar dibeli masyarakat, sehingga mereka segera mendapatkan gelontoran modal yang mampu untuk membuat perusahaan mereka menjadi cepat menggurita.

2. Sektor kepemilikan umum

Nafsu kapitalisme tidak akan pernah mengenal kata “cukup”. Mereka tidak pernah ingin berhenti. Mereka tidak hanya ingin berhenti untuk untuk bermain di wilayah pasar hilir saja, tetapi mereka terus merangsek untuk mencaplok sumber-sumber ekonomi di wilayah hulu. Dengan dalih kebebasan ekonomi dan kebebasan pasar, mereka juga ingin menguasai wilayah-wilayah ekonomi yang seharusnya menjadi milik umum yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Wilayah ekonomi yang ingin terus mereka kuasai tersebut misalnya adalah berbagai macam sektor pertambangan, sumber daya hutan, sumber daya air, minyak bumi, gas, jalan raya, pelabuhan, bandara dsb.

3. Sektor kepemilikan Negara

Jika mereka sudah banyak menguasai sektor kepemilikan umum, maka bagi kaum kapitalis tetaplah belum dianggap cukup. Mereka kemudian melirik kepada perusahaan-perusahaan yang banyak dimiliki oleh Negara. Dengan dalih demi efektivitas dan efisiensi perusahaan, mereka akan mendorong perusahaan milik Negara tersebut untuk go public, dengan jalan melego sahamnya ke pasar, dengan harga yang murah tentu saja.

4. Sektor kekuasaan

Menjadi besar dan cepat besar ternyata masih dianggap belum cukup. Mereka juga ingin memiliki rasa aman terhadap keberadaan perusahaan-perusahaan mereka. Jaminan rasa aman hanya dapat diperoleh jika mereka bisa merambah ke wilayah kekuasaan. Sebab, di sektor inilah berbagai produk hukum akan dibuat. Jika mereka bisa memasuki sektor ini, maka mereka akan dengan mudah untuk dapat melahirkan berbagai produk hukum dan kebijakan yang dapat menguntungkan dan menjamin kelestarian kerajaan bisnis mereka.

Dalam politik demokrasi yang kapitalistik, untuk menjadi penguasa prasyarat yang paling menentukan hanya satu, yaitu harus memiliki dana yang besar untuk melakukan kampanye maupun untuk “membeli” suara rakyat. Hal itu hanya mungkin dilakukan oleh kaum kapitalis yang memang sudah berkubang dengan uang.

Cara yang mereka lakukan ada dua kemungkinan, yaitu dengan langsung mencalonkan diri untuk menjadi penguasa, atau cara yang kedua adalah dengan mendanai orang lain lain agar menang dalam pemilihan dan dapat menjadi penguasa. Mereka yang telah dicalonkan oleh kaum kapitalis, jika menang maka dia harus “menghambakan” diri kepada mereka yang telah mendanai bagi kemenangannya.

5. Sektor moneter

Apakah sepak terjang kaum kapitalis di atas sudah cukup? Ternyata masih tetap belum cukup. Nafsu serakah untuk terus-menerus melakukan penjarahan kekayaan di berbagai sektor dan ke berbagai negeri ternyata ingin terus mereka lakukan. Dengan apa? Ternyata mereka masih memiliki cara yang benar-benar canggih dan nyaris lepas dari logika akal sehat manusia. Mereka menciptakan sebuah mekanisme ekonomi yang dapat memperlicin seluruh sepak terjang mereka, yaitu dengan mewujudkan sebuah sistem mata moneter yang benar-benar menguntungkan mereka.

Sistem moneter yang mereka kembangkan adalah dengan menggunakan basis utama uang kertas. Dengan berbasiskan pada uang kertas, mereka akan mendapatkan tiga keuntungan sekaligus, yaitu; keuntungan dari seignorage, keuntungan dari suku bunga dan keuntungan dengan mempermainkan kurs bebas. Dengan model tree in one inilah mereka akan dapat memperoleh keuntungan yang berlipat-lipat dengan tanpa harus banyak mengeluarkan banyak keringat.

6. Sektor pendidikan

Masih ada satu sektor lagi yang tidak boleh dilupakan, yaitu sektor pendidikan. Mengapa sektor ini harus terseret ke dalam lingkaran kapitalisme? Kepentingan mereka sangat jelas, yaitu kebutuhan untuk memperoleh tenaga kerja yang sangat professional, memiliki skill yang tinggi dan mau digaji dengan sangat murah.

Caranya adalah dengan “melemparkan” dunia pendidikan ke pasar bebas mereka. Peran Negara untuk mengurus pendidikan harus dikurangi, subsidi biaya pendidikan harus “dihabisi”, sehingga biaya pendidikan bisa menjadi mahal dan produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan tuntutan pasar. Model pendidikan seperti ini hanya mengasilkan manusia-manusia yang pragmatis, oportunis dan hanya bermental jongos. Sangat sulit dalam dunia pendidikan yang mahal dapat menghasilkan manusia-manusia yang idealis yang mau berfikir tentang jati dirinya maupun jati diri bangsanya.

III. CENGKERAMAN KAPITALISME DI INDONESIA

Untuk memahami apakah sebuah negara itu bercorak kapitalisme ataukah sebaliknya yaitu sosialisme, maka indikator yang paling mudah untuk digunakan adalah dengan melihat seberapa besar pihak-pihak yang menguasai sektor ekonominya. Jika sektor-sektor ekonomi lebih banyak dikuasai oleh swasta, maka negara tersebut cenderung bercorak kapitalisme dan sebaliknya, jika ekonomi lebih banyak dikendalikan oleh negara, maka lebih bercorak sosialisme (Samuelson & Nordhaus, 1999).

Dengan menggunakan tolok ukur di atas, kita dapat menelusuri sejauh mana cengkeraman kapitalisme telah menjalar ke Indonesia. Sesungguhnya jejak kapitalisme di Indonesia dapat ditelusuri ketika Indonesia mulai memasuki era pemerintahan Orde Baru. Pemerintahan Orde Baru dimulai sejak Bulan Maret 1966. Orientasi pemerintahan Orba sangat bertolak belakang dengan era sebelumnya. Kebijakan Orba lebih berpihak kepada Barat dan menjahui ideologi komunis.

Dengan membaiknya politik Indonesia dengan negara-negara Barat, maka arus modal asing mulai masuk ke Indonesia, khususnya PMA dan hutang luar negeri mulai meningkat. Menjelang awal tahun 1970-an atas kerja sama dengan Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB) dibentuk suatu konsorsium Inter-Government Group on Indonesia (IGGI) yang terdiri atas sejumlah negara industri maju termasuk Jepang untuk membiayai pembangunan di Indonesia. Saat itulah Indonesia dianggap telah menggeser sistem ekonominya dari sosialisme lebih ke arah semikapitalisme (Tambunan, 1998).

Memasuki periode akhir 1980-an dan awal 1990-an sistem ekonomi di Indonesia terus mengalami pergeseran. Menilik kebijakan yang banyak ditempuh pemerintah, kita dapat menilai bahwa ada sebuah mainstream sistem ekonomi telah dipilih atau telah ‘dipaksakan’ kepada negara kita. Isu-isu ekonomi politik banyak dibawa ke arah libelarisasi ekonomi, baik libelarisasi sektor keuangan, sektor industri maupun sektor perdagangan. Sektor swasta diharapkan berperan lebih besar karena pemerintah dianggap telah gagal dalam mengalokasikan sumberdaya ekonomi untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi, baik yang berasal dari eksploitasi sumberdaya alam maupun hutang luar negeri (Rachbini , 2001).

Pakto ’88 dapat dianggap sebagai titik tonggak kebijakan libelarisasi ekonomi di Indonesia. Menjamurnya industri perbankan di Indonesia, yang selanjutnya diikuti dengan terjadinya transaksi hutang luar negeri perusahaan-perusahaan swasta yang sangat pesat, mewarnai percaturan ekonomi Indonesia saat itu (Rachbini , 2001).

Masa pembangunan ekonomi Orde Baru-pun akhirnya berakhir. Puncak dari kegagalan dari pembangunan ekonomi Orba ditandai dengan meledaknya krisis moneter, yang diikuti dengan ambruknya seluruh sendi-sendi perekonomian Indonesia.

Pasca krisis moneter, memasuki era reformasi, ternyata kebijakan perekonomian Indonesia tidak bergeser sedikitpun dari pola sebelumnya. Bahkan semakin liberal. Dengan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh IMF, Indonesia benar-benar telah menuju libelarisasi ekonomi. Hal itu paling tidak dapat diukur dari beberapa indikator utama, yaitu (Triono, 2001):

1. Dihapuskannya berbagai subsidi dari pemerintah secara bertahap. Berarti, harga dari barang-barang strategis yang selama ini penentuannya ditetapkan oleh pemerintah, selanjutnya secara berangsur diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar.

2. Nilai kurs rupiah diambangkan secara bebas (floating rate). Sesuai dengan kesepakatan dalam LoI dengan pihak IMF, penentuan nilai kurs rupiah tidak boleh dipatok dengan kurs tetap (fix rate). Dengan kata lain, besarnya nilai kurs rupiah harus dikembalikan pada mekanisme pasar.

3. Privatisasi BUMN. Salah satu ciri ekonomi yang liberal adalah semakin kecilnya peran pemerintah dalam bidang ekonomi, termasuk didalamnya adalah kepemilikan asset-asset produksi. Dengan “dijualnya” BUMN kepada pihak swasta, baik swasta nasional maupun asing, berarti perekonomian Indonesia semakin liberal.

4. Peran serta pemerintah Indonesia dalam kancah WTO dan perjanjian GATT. Dengan masuknya Indonesia dalam tata perdagangan dunia tersebut, semakin memperjelas komitmen Indonesia untuk masuk “kubangan” libelarisasi ekonomi dunia atau kapitalisme global.

IV. MENUJU PERUBAHAN SISTEM EKONOMI

Setiap kita membicarakan perubahan, maka kita akan dihadapkan pada dua kemungkinan perubahan, yaitu: perubahan secara fungsional atau perubahan secara struktural. Menilik problem ekonomi yang sedang dihadapi Indonesia, maka perubahan yang paling urgen yang harus segera dilakukan adalah perubahan yang bersifat struktural, walaupun perubahan yang bersifat fungsional juga tidak boleh dilupakan.

Perubahan ekonomi secara struktural berarti mengganti sistem ekonominya, dari sistem ekonomi yang bercorak kapitalistik menjadi sistem ekonomi yang baru. Namun, perubahan sistem tersebut bukan berarti merubah sistem ekonominya menjadi sosialis, sebab sistem ekonomi ini juga sudah terbukti gagal. Masih satu harapan lagi yaitu perubahan menuju sistem ekonomi Islam.

Sebagaimana karakter perubahan yang bersifat sistemik, maka sistem ekonomi Islam juga akan membongkar sebuah sistem ekonomi mulai dari akarnya. Perubahan yang bersifat mendasar dari ekonomi Islam berangkat dari sebuah pandangan terhadap kepemilikan dari harta kekayaan yang ada di muka bumi ini. Islam memandang bahwa harta kekayaan yang ada di muka bumi ini tidak untuk dibagikan secara bebas (sebagaimana sistem ekonomi kapitalisme) untuk manusia, namun Allah swt telah memberi ketentuan yang adil dalam pembagiannya, yaitu (An-Nabhani, 1990): kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan Negara. Masing-masing kepemilikan terhadap harta kekayaan tersebut sudah ada aturan-aturannya yang terinci, dengan mengikuti tiga runtutan perlakuan yang adil, yaitu (An-Nabhani, 1990):

1. Pengaturan dalam masalah kepemilikan (al-milkiyah).

2. Pengaturan dalam masalah pemanfaatan dan pengembangan kepemilikan (al-tasharruf fi al-milkiyah).

3. Pengaturan dalam masalah distribusi harta kekayaan di tengah-tengah manusia (tauzi’u tsarwah bayna al-nas).

Selanjutnya, sistem ekonomi Islam dalam suatu negara akan dibangun dan dikembangkan dengan bertumpu kepada tiga pilar ekonomi Islam tersebut. Insya Allah, jika pengaturannya konsisten, wajah ekonomi suatu negara akan nampak sangat jelas perbedaannya dengan wajah ekonomi yang bercorak kapitalistik.

Indonesia Terlilit Utang Kronis
EKONOMI: Utang Pemerintah


Pengelolaan negeri ini tidak pernah dapat melepaskan diri dari kebiasaan berutang. Selain kebiasaan menyusutkan harta negara, pemerintah juga memiliki kebiasaan berutang. “Gali lobang tutup lobang” itulah pekerjaan pemerintah saat ini. Terbitkan surat utang kemudian buy back.
Utang pemerintah Indonesia saat ini mencapai Rp 972,253 trilyun untuk utang obligasi dan US$ 65,73 miliar untuk utang luar negeri. Dengan menggunakan kurs Rp 11.000/US$, maka utang luar negeri pemerintah mencapai Rp 772,920 trilyun sehingga nilai keseluruhan utang pemerintah hingga akhir Januari 2009 mencapai Rp 1.745,173 trilyun.
Sementara itu nilai pembayaran utang yang dianggarkan dalam APBN 2009 perubahan mencapai Rp 172,2 trilyun. Pembayaran ini mencakup Rp 61,6 trilyun untuk cicilan pokok dan Rp 110,6 trilyun untuk cicilan bunga. Dengan target penerimaan negara Rp 847,7 trilyun, maka pembayaran utang negara pada tahun ini memakan 20,31% pendapatan APBN, sedangkan cicilan bunga saja mencapai 12%.
Menanggapi pembengkakkan nilai utang pemerintah ini, pemerintah memandang utang luar negeri harus dilunasi. Sebagaimana diberitakan Kompas (14/3/2009), untuk melunasi utang pemerintah menempuh cara “gali lobang tutup lobang”.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto menyatakan pembayaran utang ini sudah diatur dalam mekanisme APBN.
”Untuk pembayaran bunga utang ditutup oleh anggaran belanja bunga, yang mengambil dana dari pendapatan negara. Sementara pelunasan pokok utang ditutup dari pinjaman luar negeri baru atau penerbitan SBN,” kata Rahmat Waluyanto
Dalam enam tahun ke depan (2009-20014), nilai utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo diperkirakan mencapai US$ 31,545 miliar. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, utang luar negeri pemerintah cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, utang luar negeri mencapai Rp 562 trilyun, kemudian meningkat menjadi Rp 586 trilyun pada tahun 2007. Tahun 2008 menjadi Rp 717 trilyun dan tahun 2009 membengkak menjadi Rp 746 trilyun.
Sementara itu, utang obligasi angkanya terus menanjak. Pada tahun 2001 nilainya mencapai Rp 661 trilyun sedangkan pada tahun ini jumlahnya diperikarakan mencapai Rp 920 trilyun.
Perkembangan utang Indonesia ini sangat memperihatinkan. Menurut Ketua Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan (Antara, 15/3/2009), utang pemerintah akan sangat membebani rakyat.
“Selain membebani rakyat, anggaran negara juga akan membengkak karena harus membayar utang dalam jumlah lebih besar,” kata Dani.
Utang yang dibuat pemerintah baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri adalah utang ribawi. Sedangkan riba apapun bentuknya diharamkan Allah SWT (lihat QS. al-Baqarah: 275-279, QS. al-Imran: 130, QS. an-Nisa 160-161, dan QS. ar-Rum: 39).
Dengan posisi Indonesia saat ini, maka Indonesia adalah negara pembayar riba. Rasul melaknat siapapun yang terlibat dalam masalah riba termasuk pembayar riba seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia.
“Rasulullah SAW melaknat pemakan riba (yang mengambil riba), yang membayar riba, yang menjadi pencatat dan dua orang yang menjadi saksi dan beliau bersabda: Mereka semua sama.” (HR Muslim).
Indonesia saat ini bukan saja terjebak dalam kubangan utang (debt trap), tetapi telah terlilit penyakit utang kronis. Ketergantungan pemerintah terhadap utang sangat besar meskipun utang tersebut sudah pasti membenani negara dan rakyat dalam masa depan yang suram. Utang juga telah memposisikan pemerintah tidak mandiri dan selalu di bawah bayang-bayang kepentingan asing. Dan utang ribawi yang dibuat pemerintah membuat negeri kita selalu dieksploitasi.
Mengapa takut dicap gagal oleh asing dibandingkan takut dilaknat Allah dan Rasul-Nya? [JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS / www.jurnal-ekonomi.org]

REFERENSI BERITA
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI (31/1/2009), Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara) (2001-2009).
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI, Outstanding Government Securities: As of 12-Mar-09.
Republik Indonesia (2009), Mengatasi Dampak Krisis Global Melalui Program Stimulus Fiskal APBN 2009.

Senin, 29 Maret 2010





Puisi-puisi Soe Hok Gie
Posted on Februari 27, 2008 by Fekon Unidar Ambon
Sebuah Tanya

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
Di bawah ini ada sebuah puisi Gie yang kita tak tahu judulnya. kiranya ada yang tahu, sila lah berbagi info pada kami.

(Puisi Gie)

ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku

bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”